Selasa, 01 Oktober 2013


RESUME JURNAL DENGAN JUDUL
PENGARUH PEMIJATAN TERHADAP PENINGKATAN KUANTITAS TIDUR BAYI USIA 4-6 BULAN

Oleh : Ammarullah Al Furqoni

Perlu kita ketahui, tidur merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi terutama pada fase perkembangan karena selama tidur akan terjadi perkembangan otak maupun organ tubuh yang lain, sehingga gangguan tidur merupakan masalah yang akan menimbulkan dampak buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dan tidur juga merupakan kebutuhan mental dan juga kebutuhan fisik bagi manusia, karena pada saat tidur akan memberikan kesempatan bagi otot untuk beristirahat.
Menurut Joesoef dalam Yudana (2003), selama fase bayi, pertumbuhan sel-sel syaraf belum sempurna sehingga diperlukan waktu tidur lebih lama untuk perkembangan syaraf, pembentukan sinaps, dan sebagainya. Otak bayi tumbuh tiga kali lipat dari keadaan saat lahir atau 80% dari otak orang dewasa di tahun pertamanya. Kondisi ini hanya terjadi satu kali saja seumur hidup. Sehingga untuk tumbuh kembang yang maksimal bayi membutuhkan istirahat yang cukup (Atmaji, 2005).
Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi perkembangan bayi, maka kebutuhan tidurnya harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk terhadap perkembangannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan pijatan. Bayi yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu bangun, daya konsentrasinya akan lebih penuh (Roesli, 2001).
Peningkatan kuantitas tidur pada bayi yang diberi pemijatan tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan kadar sekresi serotonin yang dihasilkan pada saat pemijatan. Menurut Guyton (1990), serotonin merupakan zat transmitter utama yang menyertai pembentukan tidur dengan menekan aktivitas sistem pengaktivasi retikularis maupun aktivitas otak lainnya. Menurut Mas’ud (2001), serotonin yang disintesis dari asam amino tripthophan akan diubah menjadi 5-hidroksitriptophan (5HTP) kemudian menjadi N-asetil serotonin yang pada akhirnya berubah menjadi melatonin. Melatonin mempunyai peran dalam tidur dan membuat tidur lebih lama dan lelap pada saat malam hari (Pierpoli dan Regerson, 1995). Hal ini disebabkan karena melatonin lebih banyak diproduksi pada keadaan gelap saat cahaya yang masuk ke mata berkurang (Mas’ud, 2001).
Selain itu, Serotonin juga akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glukokortikoid (adrenalin, suatu hormon stress). Proses ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress) sehingga bayi yang diberi perlakuan pemijatan akan tampak lebih tenang dan tidak rewel. Pemijatan juga meningkatkan mekanisme penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi juga meningkat.




0 komentar:

Posting Komentar

Hak Cipta Dilindungi UUD RI 2013. Diberdayakan oleh Blogger.