Selasa, 01 Oktober 2013


PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KUALITAS TIDUR ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANGAN PERAWATAN ANAK
RSUP SANGLAH DENPASAR

Oleh : Satya Putra Lencana


Yuniartini, P.E. , Widastra, M.,  Utami, K.C.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.



A.    ABSTRAK

The  hospitalization  in  children  will  bring  some  changes  in  the psychological  tension  and  anxiety  that  affects  to  the  child  sleep  quality disturbance. The therapy that can we do to decreasing the psychological tension is storytelling. The aim of study is to analyze the influence of storytelling therapy in  sleep  quality  to  preschool  age  children  who  are  undergoing  hospitalization.  This research is a  pre-experimental study (pre-test and post-test  without control group design). The population in this study amounted to 35 people and the sample used  amounted  to  21  people.  Method  of  sampling  in  this  study  is  the  non probability sampling  with consecutive sampling technique. The data was collected using  a  questionnaire  interview  and  observation  of  The  Children's  Sleep  Habits Questionnaire (CSHQ) which has been tested the validity and reability.  The sleep quality  score  before  conducting  storytelling  therapy  is  21  as  much  eight respondents (38,1%),  with  the average  score  obtained  21,48, the lowest score  is 19,  and  the  highest  score  is  25.  After  being  storytelling  therapy,  it  present  that most  respondents  have  sleep  quality  score  as  much  28  as  much  as  seven respondents  (33.3%), with  the average  score  obtained  28,67, the lowest score  was 25,  and  the highest  score  is  33.
After  analyzing by  Wilcoxon  test,  obtained  asymp sig  value  (2-tailed)  < α (0,000 < 0,05),  then Ho  is rejected, its  meaning that  there is  the influence of  storytelling  therapy before sleep in sleep quality to preschool age  children  undergoing  hospitalization.  Based  on  the  results  of  this  study,  it  is suggested  to  the  nurse  to  using  storytelling  therapy  to  improve  sleep  quality  of children during hospitalization.

Key words : hospitalization of children, sleep quality, Storytelling therapy


B.     PENDAHULUAN

Hospitalisasi  merupakan suatu proses karena alasan berencana atau  darurat  yang  mengharuskan anak  untuk  tinggal  di  rumah  sakit untuk menjalani terapi dan perawatan.
Hospitalisasi  akan  membawa beberapa perubahan psikis pada anak (Supartini,  2004).  Keadaan  stres yang  dialami  anak  akan menimbulkan  reaksi  tubuh  dalam menghantarkan  rangsangan  keatas melalui  batang  otak  dan  akhirnya menuju  puncak  median  hipotalamus. Selanjutnya  hipotalamus  akan merangsang  kelenjar  hipofisis anterior  melepaskan Adrenocorticotropic  hormone (ACTH)  yang  berperan  dalam pelepasan  kortisol  secara  cepat. Pelepasan  kortisol  menyebabkan rangsangan  susunan  saraf  pusat  otak yang  berakibat  tubuh  menjadi waspada  dan  sulit  tidur  (Guyton, 2008).
Orang  tua  paling  berhasil untuk  membawa  anak  usia prasekolah  tidur  dengan  cara  membina  ritual  yang  konsisten  yang mencakup  aktivitas  waktu  tenang (Asmadi,  2008:133).  Salah  satu  cara yang  dapat  dilakukan  untuk meredakan ketegangan anak sebelum tidur adalah dengan bercerita  (Wong, 2008:506).  Pemberian  cerita  dapat merangsang  batang  otak  atas  yang mengaktivasi kortek  serebral  dalam menstimulasi  penurunan  Reticular Activating  System  (RAS)  yang berperan  dalam  mempertahankan keadaan  siaga  dan  terjaga.  Melalui penurunan  stimulus  pada  RAS,  akan menyebabkan  terjadinya  pelepasan serotonin  dari  sel  Bulbar Synchronizing  Region  (BSR)  yang akan  menyebabkan  individu  menjadi tertidur (Potter & Perry, 2005)
Berdasarkan latar belakang di  atas,  peneliti  tertarik  untuk melakukan  penelitian tentang  ”Pengaruh  Terapi  Bercerita Terhadap  Kualitas  Tidur  Anak  Usia Prasekolah  Yang  Menjalani Hospitalisasi  di  Ruangan  Perawatan Anak RSUP Sanglah Denpasar” guna mengetahui  seberapa  jauh  pengaruh terapi  bercerita  dalam  meningkatkan kualitas  tidur  anak  usia  prasekolah yang menjalani hospitalisasi.


C.    METODE PENELITIAN

       Rancangan Penelitian
Penelitian  ini  menggunakan jenis  penelitian  pre-experimental dengan rancangan  one  group pre-test and  post-test design  tanpa kelompok kontrol,  yang  membandingkan  hasil sebelum  dan  setelah  pemberian perlakuan.
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini  adalah semua  anak  usia  prasekolah  yang menjalani  hospitalisasi  di  Ruangan Anak  RSUP  Sanglah  Denpasarselama  periode  waktu  pengumpulan data.  Peneliti  mengambil  sampel berjumlah  21  orang  sesuai  dengan kriteria sampel. Pengambilan sampel disini  dilakukan  dengan  cara nonprobability  sampling  dengan teknik consecutive sampling
              
              Instrumen Penelitian
Pengumpulan  data  dilakukan dengan  cara  observasi  dan wawancara  terstruktur  mengenai kualitas  tidur  anak  sebelum  dan setelah  diberikan  perlakuan  dengan menggunakan  kuisioner  yang mengacu  pada  The  Children's  Sleep Habits  Questionnaire  (CSHQ)  yang telah  diuji  validitas  dan reliabilitasnya  oleh  peneliti. Kuisioner  terdiri  dari  13  items pertanyaan  dengan  nilai  tertinggi  39 dan nilai terendah 13.

             Prosedur  Pengumpulan  dan Analisis Data
Sampel  dipilih  sesuai  dengan kriteria  insklusi  dan  eksklusi  yang akan  diberikan  perlakuan  berupa pemberian terapi bercerita. Sebelumnya  sampel  akan  dijelaskan tentang  prosedur  dan  tujuan penelitian.  Kemudian  orang  tua sampel  menandatangani  informed consent  sebagai  persetujuan  bahwa anaknya  diijinkan  dan  bersedia menjadi  responden.  Pengambilan  data dilakukan dengan cara observasi dan  wawancara  terstruktur menggunakan  kuisioner  kualitas tidur  anak  yang  diadopsi  dari  The Children's  Sleep  Habits Questionnaire  (CSHQ)  sebelum  dan setelah  pemberian  terapi  bercerita. Prosedur  terapi  bercerita  diberikan satu  kali  setiap  harinya  selama  tiga hari  berturut-turut  sebelum  tidur malam.


D.    HASIL PENELITIAN

Gambaran  kualitas  tidur  anak usia  prasekolah  sebelum  diberikan terapi  bercerita  didapatkan  skor terbanyak  adalah  21  yaitu  sebanyak delapan  responden  (38,1%),  dengan skor  terendah  adalah  19  dan  skor tertinggi  adalah  25  serta  skor  ratarata  sebesar  21,48.  Perubahan  skor kualitas  tidur  anak  usia  prasekolah setelah  diberikan  terapi  bercerita didapatkan  skor terbanyak adalah 28 yaitu  sebanyak  tujuh  responden (33,3%),  dengan  skor  terendah adalah  25  dan  skor  tertinggi  adalah 33 serta skor rata-rata sebesar 28,67.


E.     PEMBAHASAN

Dari  21  responden  anak  usia prasekolah  yang  menjalani hospitalisasi  di  Ruang  Perawatan Anak  RSUP  Sanglah  Denpasar, diperoleh  gambaran  skor  kualitas tidur  terendah  adalah  19  dan  skor kualitas  tidur  tertinggi  adalah  25, dengan  skor  kualitas  tidur  yang paling  sering  muncul  adalah  21. Rata-rata  skor  didapatkan  sebesar 21,48.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa rata-rata  anak  usia  prasekolah  yang menjalani  hospitalisasi  di  Ruang Perawatan  Anak  RSUP  Sanglah Denpasar  sebelum  diberikan  terapi bercerita  memiliki  kualitas  tidur buruk.  Penyebab  anak  mengalami sulit  tidur  selama  menjalani  rawat inap  di  Ruang  Perawatan  Anak RSUP  Sanglah  Denpasar  adalah karena  ketidakmampuan  anak  untuk beradaptasi dengan lingkungan asing rumah  sakit  yang  berbeda  dengan lingkungan  sehari -hari  yang  biasa dialaminya.  Lingkungan  fisik  rumah sakit  dengan  fasilitas  tempat  tidur yang  sempit  dan  kurang  nyaman, pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu  gelap,  berbagai  peralatan medis  yang  dianggap  menyeramkan dan  bau  obat-obatan  yang  sangat menyengat  akan  membuat  anak merasa  tidak  nyaman  (Whaley  dan Wong,  2002).  Kondisi  tersebut  akan berdampak  pada  pemenuhan kebutuhan  tidur  anak  selama hospitalisasi.  Anak  akan  mengalami sulit  tidur  akibat  ketidaknyamanan yang dirasakannya (Muscari, 2005:4)


F.     KESIMPULAN DAN SARAN

Gambaran  skor  kualitas  tidur anak usia prasekolah yang menjalani hospitalisasi  di  Ruangan  Perawatan Anak  RSUP  Sanglah  Denpasar sebelum  diberikan  terapi  bercerita memiliki  skor  rata-rata  21,48 sedangkan  setelah  diberikan  terapi bercerita  memiliki  skor  rata-rata 28,67.  Hal  ini  menunjukkan  adanya peningkatan  kualitas  tidur  anak setelah  diberikan  terapi  bercerita. Berdasarkan  hasil  uji  statistik Wilcoxon  Signed  Rank  Test  dengan tingkat kepercayaan 95% (p ≤ 0,05), diperoleh  nilai  asymp  sig  (2-tailed) 0,000  (kurang  dari  nilai  α  =  0,05) (asymp sig  (2-tailed) < α) ,  maka Ho ditolak  dan  Ha  diterima, sehingga dapat  disimpulkan  bahwa  ada pengaruh  terapi  bercerita  terhadap kualitas  tidur  anak  usia  prasekolah yang  menjalani  hospitalisasi  di Ruang  Perawat.






DAFTAR PUSTAKA

Asmadi,  2008.  Teknik  Prosedur Keperawatan:  Konsep  dan Aplikasi  Kebutuhan  Dasar Klien.  Jakarta:  Salemba Medika.

Frost,  Jo.  2009.  Tanyakan  Pada Supernanny  :  Solusi  Sang Supernanny  terhadap  1001 Persoalan  Mendidik  Anak.Bandung: Kaifa.

Guyton  &  Hall,  2008.  Buku  Ajar Fisiologi  Kedokteran.  Edisi 11, Jakarta: EGC.

Muscari,  Mary  E.  2005. Keperawatan Pediatrik.  Edisi Ketiga, Jakarta: EGC.

Owens,  et  al.  2002.  The  Children’s Sleep  Habits  Questionnaire (CSHQ):Psychometric Properties  of  A  Survey Instrument  for  School-Aged
Children.  American  Academy of  Sleep  Medicine,  23  (8): 1043-1051.

Potter  &  Perry,  2005.  Buku  Ajar Fundamental  Keperawatan. Edisi Keempat, Jakarta: EGC.

Prasadja,  Dr.  Andreas.  2009.  Ayo Bangun  dengan  Bugar Karena  Tidur  yang  Benar. Jakarta : Hikmah.

Prasasti,  Sarah.  2005.  Seri  Belajar Bahasa  Indonesia  dan Bahasa  Inggris  dengan Kreatif  Gambar  dan Ceritakan  (Draw  and  Tell). Jakarta:  PT  Elex  Media Komputindo.

Supartini,  Yupi.  2004.  Buku  Ajar Konsep  Keperawatan  Anak. Jakarta : EGC

Whaley  &  Wong’s.  2002.  Nursing Care Of Infant and Children. Inc.  St.  Louis 

Missoun  : Mosby year Book Wong,  Donna  L.  2008.  Buku  Ajar Keperawatan  Pediatrik Volume  1.  Edisi  Keenam, Jakarta: EGC




1 komentar:

  1. selamat malam ,mau menanyakan apakah masih memiliki koesioner CSHQ jika masih punya bolehkah saya minta untuk melakukan penelitian di skripsi saya nanti nama yang kakak saya cantumkan di skripsi saya

    BalasHapus

Hak Cipta Dilindungi UUD RI 2013. Diberdayakan oleh Blogger.