PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KUALITAS TIDUR ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANGAN PERAWATAN ANAK
RSUP SANGLAH DENPASAR
Oleh : Satya Putra Lencana
Yuniartini, P.E. , Widastra, M.,
Utami, K.C.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
A.
ABSTRAK
The
hospitalization in children
will bring some
changes in the psychological tension
and anxiety that
affects to the
child sleep quality disturbance. The therapy that can we
do to decreasing the psychological tension is storytelling. The aim of study is
to analyze the influence of storytelling therapy in sleep
quality to preschool
age children who
are undergoing hospitalization. This research is a
pre-experimental study (pre-test and post-test without control group design). The population in
this study amounted to 35 people and the sample used
amounted to 21
people. Method of
sampling in this
study is the
non probability sampling with
consecutive sampling technique. The data was collected using a
questionnaire interview and
observation of The
Children's Sleep Habits Questionnaire (CSHQ) which has been
tested the validity and reability. The
sleep quality score before
conducting storytelling therapy
is 21 as
much eight respondents (38,1%), with
the average score obtained
21,48, the lowest score is 19, and
the highest score
is 25. After
being storytelling therapy,
it present that most
respondents have sleep
quality score as
much 28 as
much as seven respondents (33.3%), with
the average score obtained
28,67, the lowest score was 25, and
the highest score is 33.
After analyzing by
Wilcoxon test, obtained
asymp sig value (2-tailed)
< α (0,000 < 0,05), then
Ho is rejected, its meaning that
there is the influence of storytelling
therapy before sleep in sleep quality to preschool age children
undergoing hospitalization. Based
on the results
of this study,
it is suggested to
the nurse to
using storytelling therapy
to improve sleep
quality of children during
hospitalization.
Key words : hospitalization of children, sleep quality, Storytelling
therapy
B.
PENDAHULUAN
Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan
berencana atau darurat yang
mengharuskan anak untuk tinggal
di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan.
Hospitalisasi akan
membawa beberapa perubahan psikis pada anak (Supartini, 2004).
Keadaan stres yang dialami
anak akan menimbulkan reaksi
tubuh dalam menghantarkan rangsangan
keatas melalui batang otak
dan akhirnya menuju puncak
median hipotalamus.
Selanjutnya hipotalamus akan merangsang kelenjar
hipofisis anterior melepaskan
Adrenocorticotropic hormone (ACTH) yang
berperan dalam pelepasan kortisol
secara cepat. Pelepasan kortisol
menyebabkan rangsangan
susunan saraf pusat
otak yang berakibat tubuh
menjadi waspada dan sulit
tidur (Guyton, 2008).
Orang tua
paling berhasil untuk membawa
anak usia prasekolah tidur
dengan cara membina
ritual yang konsisten
yang mencakup aktivitas waktu
tenang (Asmadi, 2008:133). Salah
satu cara yang dapat
dilakukan untuk meredakan
ketegangan anak sebelum tidur adalah dengan bercerita (Wong, 2008:506). Pemberian
cerita dapat merangsang batang
otak atas yang mengaktivasi kortek serebral
dalam menstimulasi penurunan Reticular Activating System
(RAS) yang berperan dalam
mempertahankan keadaan siaga dan
terjaga. Melalui penurunan stimulus
pada RAS, akan menyebabkan terjadinya
pelepasan serotonin dari sel
Bulbar Synchronizing Region (BSR)
yang akan menyebabkan individu
menjadi tertidur (Potter & Perry, 2005)
Berdasarkan
latar belakang di atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Pengaruh
Terapi Bercerita Terhadap Kualitas
Tidur Anak Usia Prasekolah Yang
Menjalani Hospitalisasi di Ruangan
Perawatan Anak RSUP Sanglah Denpasar” guna mengetahui seberapa
jauh pengaruh terapi bercerita
dalam meningkatkan kualitas tidur
anak usia prasekolah yang menjalani hospitalisasi.
C.
METODE
PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Rancangan Penelitian
Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian pre-experimental dengan rancangan one
group pre-test and post-test
design tanpa kelompok kontrol, yang
membandingkan hasil sebelum dan
setelah pemberian perlakuan.
Populasi dan
Sampel Populasi penelitian ini adalah semua anak
usia prasekolah yang menjalani hospitalisasi
di Ruangan Anak RSUP
Sanglah Denpasarselama periode
waktu pengumpulan data. Peneliti
mengambil sampel berjumlah 21
orang sesuai dengan kriteria sampel. Pengambilan sampel
disini dilakukan dengan
cara nonprobability sampling dengan teknik consecutive sampling
Instrumen Penelitian
Pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi
dan wawancara terstruktur mengenai kualitas tidur
anak sebelum dan setelah
diberikan perlakuan dengan menggunakan kuisioner
yang mengacu pada The
Children's Sleep Habits Questionnaire
(CSHQ) yang telah diuji
validitas dan
reliabilitasnya oleh peneliti. Kuisioner terdiri
dari 13 items pertanyaan dengan
nilai tertinggi 39 dan nilai terendah 13.
Prosedur Pengumpulan
dan Analisis Data
Sampel dipilih
sesuai dengan kriteria insklusi
dan eksklusi yang akan
diberikan perlakuan berupa pemberian terapi bercerita. Sebelumnya sampel
akan dijelaskan tentang prosedur
dan tujuan penelitian. Kemudian
orang tua sampel menandatangani informed consent sebagai
persetujuan bahwa anaknya diijinkan
dan bersedia menjadi responden.
Pengambilan data dilakukan dengan
cara observasi dan wawancara terstruktur menggunakan kuisioner
kualitas tidur anak yang
diadopsi dari The Children's Sleep
Habits Questionnaire (CSHQ) sebelum
dan setelah pemberian terapi
bercerita. Prosedur terapi bercerita
diberikan satu kali setiap
harinya selama tiga hari
berturut-turut sebelum tidur malam.
D.
HASIL
PENELITIAN
Gambaran kualitas
tidur anak usia prasekolah
sebelum diberikan terapi bercerita
didapatkan skor terbanyak adalah
21 yaitu sebanyak delapan responden
(38,1%), dengan skor terendah
adalah 19 dan
skor tertinggi adalah 25
serta skor ratarata
sebesar 21,48. Perubahan
skor kualitas tidur anak
usia prasekolah setelah diberikan
terapi bercerita didapatkan skor terbanyak adalah 28 yaitu sebanyak
tujuh responden (33,3%), dengan
skor terendah adalah 25 dan skor
tertinggi adalah 33 serta skor
rata-rata sebesar 28,67.
E.
PEMBAHASAN
Dari 21
responden anak usia prasekolah yang
menjalani hospitalisasi di Ruang
Perawatan Anak RSUP Sanglah
Denpasar, diperoleh gambaran skor
kualitas tidur terendah adalah
19 dan skor kualitas
tidur tertinggi adalah
25, dengan skor kualitas
tidur yang paling sering
muncul adalah 21. Rata-rata
skor didapatkan sebesar 21,48. Hal
ini menunjukkan bahwa rata-rata anak
usia prasekolah yang menjalani hospitalisasi
di Ruang Perawatan Anak
RSUP Sanglah Denpasar sebelum
diberikan terapi bercerita memiliki
kualitas tidur buruk. Penyebab
anak mengalami sulit tidur
selama menjalani rawat inap
di Ruang Perawatan
Anak RSUP Sanglah Denpasar
adalah karena ketidakmampuan anak
untuk beradaptasi dengan lingkungan asing rumah sakit
yang berbeda dengan lingkungan sehari -hari
yang biasa dialaminya. Lingkungan
fisik rumah sakit dengan
fasilitas tempat tidur yang
sempit dan kurang
nyaman, pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu gelap,
berbagai peralatan medis yang
dianggap menyeramkan dan bau
obat-obatan yang sangat menyengat akan
membuat anak merasa tidak
nyaman (Whaley dan Wong,
2002). Kondisi tersebut
akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan tidur
anak selama hospitalisasi. Anak
akan mengalami sulit tidur
akibat ketidaknyamanan yang
dirasakannya (Muscari, 2005:4)
F.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Gambaran skor
kualitas tidur anak usia
prasekolah yang menjalani hospitalisasi
di Ruangan Perawatan Anak RSUP
Sanglah Denpasar sebelum diberikan
terapi bercerita memiliki skor
rata-rata 21,48 sedangkan setelah
diberikan terapi bercerita memiliki
skor rata-rata 28,67. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas
tidur anak setelah diberikan
terapi bercerita.
Berdasarkan hasil uji
statistik Wilcoxon Signed Rank
Test dengan tingkat kepercayaan
95% (p ≤ 0,05), diperoleh nilai asymp
sig (2-tailed) 0,000 (kurang
dari nilai α = 0,05) (asymp sig (2-tailed) < α) , maka Ho ditolak dan
Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh terapi
bercerita terhadap kualitas tidur
anak usia prasekolah yang menjalani
hospitalisasi di Ruang Perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008. Teknik
Prosedur Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Salemba Medika.
Frost, Jo. 2009.
Tanyakan Pada Supernanny :
Solusi Sang Supernanny terhadap
1001 Persoalan Mendidik Anak.Bandung: Kaifa.
Guyton & Hall,
2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Edisi 11, Jakarta: EGC.
Muscari, Mary E.
2005. Keperawatan Pediatrik.
Edisi Ketiga, Jakarta: EGC.
Owens, et al.
2002. The Children’s Sleep Habits
Questionnaire (CSHQ):Psychometric Properties of
A Survey Instrument for
School-Aged
Children. American Academy of
Sleep Medicine, 23
(8): 1043-1051.
Potter & Perry,
2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi Keempat, Jakarta: EGC.
Prasadja, Dr. Andreas.
2009. Ayo Bangun dengan
Bugar Karena Tidur yang
Benar. Jakarta : Hikmah.
Prasasti, Sarah. 2005.
Seri Belajar Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris dengan Kreatif Gambar
dan Ceritakan (Draw and
Tell). Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Supartini, Yupi. 2004.
Buku Ajar Konsep Keperawatan
Anak. Jakarta : EGC
Whaley & Wong’s.
2002. Nursing Care Of Infant and
Children. Inc. St. Louis
Missoun : Mosby year Book Wong, Donna
L. 2008. Buku
Ajar Keperawatan Pediatrik
Volume 1. Edisi
Keenam, Jakarta: EGC
selamat malam ,mau menanyakan apakah masih memiliki koesioner CSHQ jika masih punya bolehkah saya minta untuk melakukan penelitian di skripsi saya nanti nama yang kakak saya cantumkan di skripsi saya
BalasHapus