Selasa, 01 Oktober 2013


HUBUNGAN ANTARA DURASI TIDUR DENGAN DURASI
KEJADIAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK TODDLER

Oleh : Abas Lukman Alfiandi

PENDAHULUAN
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang yang optimal bagi seorang anak (Stirling, 2003). Setiap individu membutuhkan jumlah istirahat dan tidur yang berbeda. Jumlah tidur yang tidak cukup akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, menurunnya partisipasi dalam aktivitas harian dan meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry, 2005).
Bagi anak, tidur mempunyai arti yang lebih penting karena tidur memegang peran yang sangat besar bagi perkembangannya. Pada saat inilah terjadi perbaikan fungsi sel-sel tubuh termasuk sel otak dan diproduksinya hormon-hormon tubuh (Widodo & Soetomenggolo, 2000).
Ketika tidur otot skelet berelaksasi secara progresif, dan tidak adanya kontraksi otot menyimpan energi kimia untuk proses seluler. Penurunan laju metabolik basal ketika tidur mengakibatkan menyimpan persediaan energi tubuh. Dengan waktu tidur yang cukup maka kita akan merasa segar bugar ketika bangun pagi dan siap melakukan berbagai aktifitas sepanjang hari dari pagi hingga malam.
Tantrum lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap sulit dengan ciri-ciri memiliki kebiasaan tidur yang tidak teratur (Zaviera, 2008). Gangguan tidur pada anak dapat mempengaruhi perilaku dan emosi anak, mengantuk pada siang hari, dapat mengurangi perhatian anak pada sekolah, mudah
lelah, mengurangi aktivitas fisik, anak menjadi iritabel, impulsif, sering mengganggu, dapat mengurangi daya ingat anak, kadang anak menjadi rewel bahkan menyebabkan temper tantrum.
Pada dasarnya temper tantrum merupakan perilaku yang wajar karena pada usia 2-4 tahun, anak mulai menunjukkan sikap negativistic dan kemandirian (independence) sehingga anak kesulitan mengungkapkan keinginannya secara verbal dan memilih berlaku eksplosif atau meledak-ledak (Green, 2006 dalam Ismaya, 2010).
Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata total tidur anak toddler dalam 1 hari selama 11 jam 32 menit dengan rata – rata durasi kejadian temper tantrum dalam 1 hari selama 15.00 menit dengan frekuensi terjadinya temper tantrum dalam 1 hari sebanyak 1 kali.
Hasil uji statistik tentang hubungan antara durasi tidur dengan durasi kejadian temper tantrum pada anak toddler diketahui bahwa durasi tidur tidak berpengaruh terhadap durasi kejadian temper tantrum pada anak toddler.

0 komentar:

Posting Komentar

Hak Cipta Dilindungi UUD RI 2013. Diberdayakan oleh Blogger.