Rabu, 02 Oktober 2013



RESUME JURNAL
PARENT’S CARE PATTERN TOWARD LEVEL OF CHILD’S CREATIVITY

Oleh : Khoirul Abidin

Kreativitas adalah dimensi kemampuan anak dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan artistik. Pola asuh orang tua yang tepat akan mengoptimalkan kreativitas anak. Tujuan penelitina ini adalah untuk menganalisa hubungan antara pola asuh orang tua dan tingkat kreatifitas anak di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kediri. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua dan anak-anak di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kediri. Menggunakan total sampling, diperoleh 132 responden yang memenuhi criteria inklusi. Independen variabelnya adalah pola asuh orang tua sedangkan dependen variabelnya adalah tingkat kreativitas anak-anak. Data dikumpulkan dengan
menggunakan wawancara terstruktur dan kuesioner. Data-data tersebut dianalisa menggunakan uji statistik lambda dengan tingkat kemaknaan ρ = 0.05. Hasilnya menunjukkan kemaknaan ρ = 0,028, yang berarti Ho ditolak, sehingga terdapat hubungan antara tingkat kreativitas anak dan pola suh orang tua di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kediri. Pola asuh orang tua otoritatif mengoptimalkan tingkat kreativitas anak. Selanjutnya penelitian disarankan untuk menganalisa faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat kreativitas anak yang belum dipelajari di penelitian sekarang ini. Faktor-faktor tersebut adalah usia, pendidikan orang tua, ketersediaan fasilitas dan waktu yang dihabiskan.
Usia prasekolah adalah usia dini dimana anak sebelum menginjak masa sekolah. Masa ini disebut juga masa kanak-kanak awal, terbentang usia 3-6 tahun (Gunarsa, 2002). Pada masa ini anak mengalamipertumbuhandan perkembangan yang ditandai dengan perkembanganaktivitasjasmani, meningkatnya keterampilan dan proses berpikir(Soetjiningsih,2002). Perkembangan proses berpikir ditandai dengan munculnya kreativitas anak. Kreativitasmerupakandimensi kemampuan anak dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dimensi ini merupakan sebuah proses yang mampu melahirkan gagasan, pemikiran, konsep dan atau langkah- langkah baru pada diri seseorang (Mutiah,2010). Kreativitas anak terbagi menjadi 3 tingkatyaitu:kreativitastinggi, kreativitassedang, dan kreativitas rendah (Dale, 2001). Hal yang hampir senada juga diungkapkan oleh Azwar yang menyatakan terdapat 3 skala psikologi kreativitas anak yaitu: kreativitas tinggi, kreativitas sedang, dan kreativitas rendah (Azwar, 2002). Setiap anak memiliki bakat kreatif yang dapat dikembangkan dan karena itu perlu dipupuk sejak dini. Bila bakat kreatif anak tidak dipupuk maka bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan (Torrance,1981 yang dikutip oleh Asrori, 2007). Seorang anak dikatakan kreatif jika memiliki salah satu atau beberapa dari ciri-ciri anak kreatif.
Pola asuh orang tua ada tiga, yaitu:Otoriter, Autoritatif, dan Permisif. Pola asuh otoriter adalah gaya asuh yang menuntut anak mengikuti perintah orang tua, tegas, dan tidak memberi peluang anak untuk mengemukakan pendapat. Pola asuh autoritatifadalah gaya asuh yang memperlihatkan pengawasan ketat pada tingkah laku anak, tetapi juga responsif, menghargai pemikiran, perasaan, dan mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan. Pola asuh permisif adalah gaya asuh yang mendidik anak secara bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa, diberi kelonggaran untuk melakukan hal yang dikehendaki (Papalia, 2008). Menurut Maccoby & Mc loby (yang dikutip oleh Suparyanto, 2010) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu: sosial ekonomi, lingkungan sosial, pendidikan nilai-nilai agama yang dianut orang tua, kepribadian, jumlah anak. Penerapan pola asuh orang tua yang sesuai akan dapat mengoptimalkan kreativitas anak (Asrori, 2007). Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini.
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Desain yang digunakan adalah penelitian analitik yaitu studi korelasi. Menurut Notoatmojo tahun 2005 studi korelasi pada hakikatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subyek. Hal ini untuk melihat antara gejala satu dengan gejala yang lain, atau variabel satu dengan yang lain. Untuk mengetahui korelasi antara suatu variable dengan variabel yang lain tersebut diusahakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu obyek, kemudian diidentifikasi pula variabel lain yang ada pada obyek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya. Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam, 2001; 64). Populasi dalam penelitian ini adalah anak dan orang tua anak di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kota Kediri sebanyak 164 responden yang terdiri dari 82 anak dan 82 orang tua. Sampling adalah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakilipopulasi.Penelitianini menggunakan metode total sampling, yaitu seluruh populasi menjadi anggota yang akan diamati sebagai sampel (Nursalam, 2003). Yang menjadi sampel disini adalah 66 anak dan 66 orang tua di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kota Kediri yang memenuhi kriteria inklusi. Lokasi penelitian ini berada di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kota Kediri yang beralamat di jalan Mauni Industri No. 3 Kediri. Pengambilan data penelitian untuk tingkat kreativitas anak dilakukan pada tanggal 16 – 25 Maret 2011 dengan wawancara guru dan observasi langsung pada anak dan pengambilan data penelitian untuk pola asuh orang tua dilakukan pada tanggal 21 Maret 2011 dengan cara memberikan kuesioner pada orang tua.

Kesimpulan

Pola asuh orang tua terhadap anak di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kota Kediri Lebih dari 50% responden menerapkan pola asuh autoritatif yaitu sejumlah 38 responden (57,6 %). Tingkat kreativitas pada anak di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kota Kediri yang paling banyak adalah tingkat kreativitas sedang, yaitu sejumlah 25 responden (37,9 %). Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kreativitas pada anak di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kota Kediri dengan didapat nilai ρ = 0,028.


Selasa, 01 Oktober 2013


GANGGUAN TIDUR PADA ANAK USIA BAWAH TIGA TAHUN

DI LIMA KOTA  DI INDONESIA

 

Oleh : Jaya Sukma Kastama

 


Latar Belakang
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal bagi seorang anak. Pola tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu factor internal pada diri anak dan faktor lingkungan fisik. Gangguan tidur dapat menyebabkan masalah perilaku, emosi, menyebabkan mengantuk pada siang hari, dan dapat mempengaruhi konsentrasi  belajar serta daya ingat anak.
Tujuan
Mengetahui prevalensi gangguan tidur pada anak usia bawah tiga tahun menggunakan kuesioner BISQ serta hubungan antara faktor sosiodemografi dengan gangguan tidur.
Metoda
Penelitian ini dilakukan terhadap 385 anak usia bawah 3 tahun di 5 kota di Indonesia. Sejak Januari-Juni 2005. Sampel diperoleh secara  consecutive sampling. Merupakan studi analitik seksi silang, menggunakan metode wawancara terpimpin dengan kuesioner yang telah diuji coba dan formulir Brief Infant Sleep Questionnaire (BISQ). Definisi gangguan tidur bila ditemukan satu atau lebih kondisi seperti lama tidur malam kurang dari 9 jam, terbangun pada malam hari lebih dari 3 kali dan lama terbangun pada malam hari lebih dari 1 jam. Data diolah dan dianalisis dengan program SPSS 11, uji  Chi-Square,  Fishers Exact test  dan Mann-Whitney U. Hubungan bermakna secara statistik bila ditemukan nilai  p < 0.005.
Hasil
Prevalensi gangguan tidur ditemukan pada 44,2% dari 385 subyek terdiri dari 198 anak laki-laki dan 187 anak perempuan. Rata-rata usia anak 12 bulan. Tingkat pendidikan orangtua sebagian besar tingkat pendidikan sedang, dengan 66,5% masuk dalam katagori tingkat pendapatan rendah. Sebagian besar anak (43,1%) tidur pada posisi telentang, tidur bersama orangtua di tempat tidur yang sama (bed sharing ) ditemukan pada 73,5% dan  co-sleeping ditemukan pada 18,7%. Dalam cara menidurkan anak 56,1% tertidur ketika disusui, dan dari uji statistik didapatkan hubungan bermakna antara tertidur ketika disusui dengan gangguan tidur. Ditemukan pula hubungan bermakna  antara jumlah waktu tidur siang dan waktu mulai tidur malam dengan gangguan tidur. Sedangkan faktor sosiodemografi tidak berhubungan bermakna dengan gangguan tidur.  Meskipun demikian 42,3% orangtua beranggapan bahwa gangguan tidur pada anak bukan merupakan suatu masalah.
Kesimpulan
Prevalensi gangguan tidur pada anak bawah 3 tahun ditemukan pada 44,2% kasus yang diteliti dengan rata-rata usia anak 12 bulan. Ditemukan hubungan bermakna secara statistik antara tertidur ketika disusui dan jumlah waktu tidur siang serta waktu mulai tidur malam dengan gangguan tidur. Tidak ditemukan hubungan bermakna secara statistik antara faktor sosiodemografi dan gangguan tidur. Perangkat BISQ dapat merupakan salah satu alat untuk skrining gangguan tidur pada anak. Prevalensi gangguan tidur yang tinggi dan perhatian orangtua yang kurang terhadap masalah ini, perlu dilakukan penyebaran informasi dan penyuluhan kepada orang tua tentang manfaat tidur dan dampak yang ditimbulkan dari gangguan tidur.

DAFTAR PUSTAKA
Goodlin-Jones BL, Burnham MM, Gaylor EE, Anders TF. Night waking, sleep-wakr organization, and self-soothing in the first year of life. Dev Behav Pediatr 2001; 22:226-33.
Salzarulo P, Chevaliet A. Sleep problems in children and their relationship with early distuebances of the wak-ing-sleeping rhythms. Sleep 1983; 6:47-51.
Gaylor EE, Goodlin-Jones BL, Anders TF. Classifica-tion of yaoung children’s sleep problems: A pilot study. J Am Acad Child Adolesc Psy 2001; 40:61-7.
Ramchandani P, Wiggs L, webb V, Stores G. Asystem-atic review of treatment for settling problems and night waking in young children. British Medical Journal 2000; 320:209-13.
Mindell JA. Empirically supported treatments in pedi-atric psychology: Bedtime refusal and night wakings in young children. J Pediatr Psychol 1999; 24:465-81
Glaze DG, Rosen CL, Owens JA. Toward a practical definition of pediatric insomnia. Current Therapeutic Research 2002; 63(suppl B):B4-17.
Pollock JL. Night waking at five years of age: Predictors and prognosis. Journal of Child Psychology and Child Psychiatry and allied Disciplines 1994: 35:699-708 193 Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006
Canadian Pediatric Society. Creating a safe environment for your baby. 2004 November. Didapat dari: URL:http://www.caringfor kids.cps.ca/babies/safesleep.htm
Owens JA. Sleep disorders. In Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics 17th ed. United States of America: Saunders; 2004:75-8.
Thiedke CC. Sleep disorders and sleep problems in child-hood. American Family Physician 2001 January. Didapat dari: URL: http://www.aafp.org/afp/200010115/277.html
Harris JC. Sleep disorders. In Oski’s Pediatrics: Prin-ciples and Practice 3rd ed. United States of America: JB Lippincott Company 1999:822-7
Mindell JA, Owens JA. A Clinical Guide to Pediatrics Sleep : Diagnosis and management of sleep problems. United  States of America: JB Lipincott Company 2003. h. 22-41
Sadeh A. A Brief screening questionnaires for infant sleep problems: validations and findings for an internet sample. Pediatrics 2004; 113:570-6.
Ghazali MV, Sastromihardjo S, Soedjarwo SR, Soelaryo T, Pramulyo H. Studi cross-sectional. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinik. Edisi ke-2. Jakarta: CV Sagung seto, 2002; 97-108.
Tandradynata J, Mayasari KP, hapsari L, Ilmiawam L. Gangguan tidur dan faktor-faktor yang berhubungan pada anak usia bawah tiga tahun di wilayah binaan Yayasan Kampung KIDS November 2004. Laporan penelitian Kedokteran Komunitas terapan II. Jakarta, Fakultas Kedokteran UI, 2005.
Liu X, Liu L, Owens JA, Kaplan DL. Sleep patterns and sleep problems among schoolchildren in the United States and China. Pediatrics 2005; 115:241-9.
Jenni OG, Fuhrer HZ, Iglowstein I, Molinari L, Largo RH. A longitudinal study of bed sharing and sleep prob-lems among Swiss children in the first 10 years of life. Pediatrics 2005; 115:233-40.


SLEEPING THROUGH THE NIGHT A DEVELOPMENTAL PERSPECTIVE

Oleh : Muhammad Afkar Musa Lapaule


Sleeping Through the Night : Sebuah Perspektif Pembangunan
Thomas F. Anders , MD * § , Leslie F. Halpern , PhD $ ll , dan Jenny Hua * §

Penelitian ini menguji tertidur dan bangun malam pada bayi manusia selama 8 bulan pertama kehidupan . Sepanjang malam rekaman video time-lapse diperoleh pada 3 minggu dan 3 bulan usia , sebuah Tidur Kebiasaan Wawancara selesai pada usia ini dan diulang pada usia 8 bulan dengan wawancara telepon . Pada 3 minggu dan 3 bulan usia , ukuran laporan diri dari tekanan psikologis ibu , depresi , dan harga diri juga diperoleh . Data diperiksa dari kedua cross-sectional ( kelompok umur ) dan longitudinal (individu ) perspektif . Interaksi orangtua - bayi pada waktu tidur dan selama tengah malam berubah secara signifikan dengan bertambahnya usia . Pada 3 minggu usia , sebagian besar bayi yang dimasukkan ke dalam boks mereka untuk malam sudah tidur . Ketika mereka terbangun di tengah malam , mereka telah dihapus dari boks mereka . Pada saat mereka kembali ke boks mereka , mereka tertidur lagi . Dengan usia 3 bulan , bayi yang dimasukkan ke dalam boks bayi terjaga pada waktu tidur dan dibiarkan tertidur sendiri lebih cenderung untuk kembali tidur sendiri setelah terbangun kemudian di malam hari . Sebaliknya , bayi yang dimasukkan ke dalam buaian sudah tidur di awal malam secara signifikan lebih mungkin untuk dihapus dari buaian setelah kebangkitan malam berikutnya . Dengan demikian , pola tidur onset tidur yang berkaitan dengan tidur onset menyusul kebangkitan di tengah malam . Asosiasi ini hadir pada 8 bulan juga. Bayi yang digunakan bantu tidur lebih mungkin untuk dimasukkan ke dalam boks mereka terjaga pada waktu tidur dan juga lebih mungkin untuk kembali tidur sendiri setelah kebangkitan malam hari pada kedua 3 dan 8 bulan. Pada usia 8 bulan , 7 dari 21 bayi ditemukan oleh ibu mereka sebagai masalah tidur . Semua adalah bayi laki-laki yang masih dimasukkan ke dalam boks mereka tidur di awal malam . Orang-orang ini tidak dapat diprediksi dari 3 - minggu atau 3 bulan obser -inovasi video -rekaman tidur-bangun organisasi negara atau interaksi ibu-bayi . Para penulis berspekulasi tentang interaksi antara tidur-bangun peraturan negara , interaksi malam hari , masalah tidur , temperamen dan faktor ibu seperti depresi , harga diri , dan stres . Pediatrics 1992; 90:554-560 , tidur, bayi, malam bangun , interaksi ibu-bayi .

Selama 2 tahun pertama kehidupan , masalah tidur adalah keluhan yang paling sering orang tua selama kunjungan pengawasan kesehatan pedi - atric . ' Tiga puluh persen sampai 50% dari bayi Manifest terganggu tidur cukup serius untuk menyebabkan orang tua untuk mencari bantuan profesional . Sebuah num ber ¬ penelitian telah mendokumentasikan prevalensi seperti problems.2 - 9 Pada umumnya , studi ini telah cross - sectional dalam desain dan telah mengumpulkan data menggunakan laporan ibu dan kuesioner . Richman " telah mendefinisikan masalah tidur pada bayi 1 tahun baik sebagai periode tidur - onset terkait dengan rewel yang bertahan lebih lama dari 30 menit secara teratur , atau episode malam - bangun yang terjadi setidaknya empat kali seminggu dan membutuhkan intervensi orangtua . Selama periode balita , ketika masalah pemisahan dan ketakutan seperti takut gelap , yang umum , tingkat gangguan meningkat . masalah tidur sering diasosiasikan dengan asosiasi ¬ perilaku siang hari disorders.1 ' -14
Apakah masalah tidur berkaitan dengan tugas perkembangan tidur sepanjang malam ? Faktor-faktor apa memfasilitasi pencapaian tugas ini ? Moore dan Ucko , " dalam survei epidemiologi berskala besar di Eng - tanah, melaporkan bahwa , dengan usia 6 bulan , 50 % bayi telah menetap - , " yaitu , mereka tidur tanpa terputus dari tengah malam hingga 05:00 setiap malam . Pada 12 bulan , 90 % dari kelompok telah menetap . Anehnya , Moore dan Ucko juga melaporkan bahwa pada usia 12 bulan , 50 % bayi yang telah menetap mulai menunjukkan malam wak ¬ ing , menunjukkan independensi kedua proc ¬ esses . Pembenahan telah dikaitkan dengan usia kehamilan ( jatuh tempo) , status keperawatan , dan status kesehatan bayi . Malam bangun telah dikaitkan dengan penyakit bayi , keluarga 7 stres , dan perubahan dalam lingkungan tidur . ' Paret'8 telah melaporkan bahwa bayi yang menggunakan bantuan tidur ( dot atau ibu jari) pada waktu tidur dan pada malam hari cenderung menunjukkan malam bangun di usia 9 bulan

Selama 2 tahun pertama kehidupan, masalah tidur adalah keluhan yang paling sering orang tua selama kunjungan pengawasan kesehatan pedi-atric. ' Tiga puluh persen sampai 50% dari bayi Manifest terganggu tidur cukup serius untuk menyebabkan orang tua untuk mencari bantuan profesional. Sejumlah penelitian telah mendokumentasikan prevalensi seperti problems.2-9 Pada umumnya, studi ini telah cross-sectional dalam desain dan telah mengumpulkan data menggunakan laporan ibu dan kuesioner. Richman "telah mendefinisikan masalah tidur pada bayi 1 tahun baik sebagai periode tidur-onset terkait dengan rewel yang bertahan lebih lama dari 30 menit secara teratur, atau episode malam-bangun yang terjadi setidaknya empat kali seminggu dan membutuhkan intervensi orangtua . Selama periode balita, ketika masalah pemisahan dan ketakutan seperti takut gelap, yang umum, tingkat gangguan meningkat. Masalah tidur sering dikaitkan dengan perilaku siang hari disorders.1 '-14
Apakah masalah tidur berkaitan dengan tugas perkembangan tidur sepanjang malam? Faktor-faktor apa memfasilitasi pencapaian tugas ini? Moore dan Ucko, "dalam survei epidemiologi berskala besar di Eng-tanah, melaporkan bahwa, dengan usia 6 bulan, 50% bayi telah menetap-," yaitu, mereka tidur tanpa terputus dari tengah malam hingga 05:00 setiap malam. Pada 12 bulan, 90% dari kelompok telah menetap. Anehnya, Moore dan Ucko juga melaporkan bahwa pada usia 12 bulan, 50% bayi yang telah menetap mulai menunjukkan malam bangun, menunjukkan independensi dari dua proses. Pembenahan telah dikaitkan dengan usia kehamilan (jatuh tempo), status keperawatan, dan status kesehatan bayi. Malam bangun telah dikaitkan dengan penyakit bayi, keluarga 7 stres, dan perubahan dalam lingkungan tidur. ' Paret'8 telah melaporkan bahwa bayi yang menggunakan bantuan tidur (dot atau ibu jari) pada waktu tidur dan pada malam hari cenderung menunjukkan malam bangun di usia 9 bulan.


PEMBAHASAN
Mayoritas studi yang telah dilaporkan dalam - fants ' tidur sepanjang malam dan malam bangun mengandalkan laporan ibu bukan pengamatan aktual tidur bangun regulasi negara dan orang tua interaksi bayi di malam hari . Studi awal ini , menggunakan time-lapse videosomnography untuk mengamati malam waktu tidur regulasi bangun , menegaskan pengamatan kami sebelumnya yang tidur bayi selama tahun pertama kehidupan bisa terbangun satu kali atau lebih sebentar pada malam hari tanpa mengganggu orang tua mereka . " Dalam studi ini hampir semua bayi terangsang satu kali atau lebih setiap malam di 3 minggu dan 3 bulan. Pada 3 minggu usia , 90 % bayi terangsang dan isyarat . Dengan usia 3 bulan , sekitar 50 % dari bayi mampu untuk kembali tidur sendiri . Kelompok yang terakhir dapat disebut soothers diri , mereka yang terus membangkitkan dan menangis dapat disebut signalers . Hal ini penting untuk dicatat, bagaimanapun , bahwa respon ini mungkin tidak karakteristik bayi individu , melainkan mereka mungkin muncul dari interaksi ibu-bayi yang konsisten dan atribusi ibu yang menjadi ciri hubungan diad antara bayi dan dia atau ibunya . Pada usia 8 bulan , 52 % bayi tidak sinyal. Dari 9 bayi yang terus sinyal pada usia ini , 7 didefinisikan sebagai masalah tidur dengan ibu mereka .
Dari perspektif perkembangan , studi ini de - ahli Taurat perubahan dengan usia dari beberapa perilaku yang tampaknya terkait dengan munculnya perilaku menenangkan diri malam hari . Self- soothers lebih cenderung untuk menggunakan bantuan tidur , seperti dot atau jari-jari mereka , untuk membantu mereka dalam tertidur . Selain itu , soothers diri umumnya dimasukkan ke dalam buaian mereka terjaga pada waktu tidur dan bisa tertidur sendiri saat onset tidur , pola yang kemudian diulang setelah terbangun di tengah malam . Dalam studi ini , bayi yang lebih tua lebih mungkin untuk dimasukkan ke dalam boks mereka terjaga pada waktu tidur , dan bayi yang lebih tua lebih mungkin untuk dapat memanfaatkan bantuan tidur . Asosiasi ini juga telah dijelaskan oleh Ferber . '
Dari individu, perspektif longitudinal, tidak mengherankan bahwa respons bayi untuk bangun malam tidak stabil dari 3 minggu sampai 3 bulan. Proses ini berada dalam masa transisi , dan sulit untuk memprediksi di muka yang akan didefinisikan sebagai sleeper masalah sama usia 8 bulan . Banyak variabel terkait belum cukup dibedakan oleh 3 bulan.
Sebaliknya , intervensi ibu di malam hari tampaknya menjadi lebih individual konsisten. Mereka juga tampaknya lebih terkait dengan persepsi ibu stabil stres , kepercayaan diri , dan depresi yang, pada gilirannya , berhubungan dengan peringkat ibu temperamen bayi . Jadi , tidur bayi berpartisipasi dalam hubungan diad regulasi tidur-bangun di mana bayi stabil dan perilaku ibu lebih stabil mempengaruhi tidur malam hari dan interaksi yang dapat menjadi didefinisikan sebagai masalah tidur pada usia 8 bulan untuk beberapa bayi .
Kemampuan bayi untuk memanfaatkan bantuan tidur kurang dipahami tetapi mungkin terkait dengan sifat hubungan keterikatan orangtua - bayi . Untuk mendukung masalah tidur dikaitkan dengan gangguan lampiran , sebuah penelitian terbaru tentang bayi , berusia 18 sampai 36 bulan , dengan masalah tidur yang parah telah melaporkan bahwa ibu dengan aman dewasa klasifikasi lampiran secara signifikan menduduki dibandingkan dengan populasi kontrol. " Interpretasi tuntutan hasil kami . perspektif budaya serta Cosleeping di tempat tidur keluarga adalah norma di banyak kebudayaan ' " Dari rekaman video kami itu jelas bahwa bayi 3 - minggu-tua memiliki kapasitas untuk jatuh tertidur pada mereka sendiri , . belum, tampak bahwa norma-norma budaya mendikte bahwa, selama beberapa bulan pertama kehidupan , mereka harus diberi makan dan mengguncang tidur dan tidak diberikan kesempatan untuk jatuh tertidur pada mereka sendiri . Selain itu , budaya kita menyatakan bahwa mereka tidur sendirian dan cepat mencapai tonggak tidur sepanjang malam . Tujuan dari tidur mandiri dan mengguncang tidur mungkin bertentangan , terutama jika bayi terus dimasukkan ke dalam boks mereka tertidur di usia tua .
Dalam sampel kami , bayi laki-laki tujuh yang didefinisikan sebagai masalah tidur oleh ibu mereka di usia 8 bulan tidak dapat diprediksi dari tidur-bangun organisasi negara mereka atau temperamen pada usia 3 bulan . Namun , pada usia 8 bulan , tujuh anak laki-laki yang masih sedang dimasukkan ke dalam boks mereka tertidur dan tidak menggunakan bantuan tidur . Dengan demikian , tujuh ibu berhubungan secara berbeda pada waktu tidur untuk anak-anak mereka daripada ibu lain dengan putra dan putri mereka. Apakah ini masalah hubungan terkait dengan lampiran? Atau, apakah anak-anak ini sangat ' sulit, " membutuhkan menghibur khusus?
Sayangnya , penelitian ini tidak menjawab pertanyaan ini. Kita perlu memeriksa sampel yang lebih besar . Kita perlu tahu lebih banyak tentang interaksi bangun . Kita juga perlu tahu lebih banyak tentang lampiran hubungan-hubungan per se . Akhirnya , kita perlu lebih ketat dalam definisi kita tentang masalah tidur . Meskipun mungkin berguna untuk memungkinkan orang tua untuk menentukan membangun, hal ini juga berguna untuk memiliki kriteria yang lebih objektif . Hanya penelitian lebih lanjut akan menyediakan jawaban atas pertanyaan ini . Namun demikian , regulasi tidur-bangun malam hari memberikan kesempatan yang baik untuk studi awal psikologis , sosial budaya , dan biologis pembangunan dalam konteks hubungan orangtua .

BAYI TIDUR DAN KETERLIBATAN PATERNAL DALAM PENGASUHAN BAYI SELAMA PERTAMA 6 BULAN KEHIDUPAN

Oleh : Ujang Farid Budiman

A.    Pengantar
Perkembangan tidur bayi telah dikonseptualisasikan
dalam konteks model transaksional yang menekankan berkelanjutan Link bi-directional antara masalah tidur bayi dan intrinsik (misalnya, temperamen, kesehatan) dan faktor ekstrinsik (misalnya, ekologi, orangtua-bayi hubungan, lampiran) faktor (sadeh & Anders, 1993; sadeh, Tikotzky, & Scher, 2010; Tikotzky & sadeh, 2009). Diantara faktor-faktor ini, yang berkaitan dengan cara orang tua berinteraksi dengan mereka bayi sekitar waktu tidur dan pada malam hari terutama relevan dengan pemahaman tentang perkembangan bayi pola tidur dan masalah-bangun malam (Morrell & Cortina-Borja, 2002; Tikotzky & sadeh, 2009). Menyusui merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi tidur bayi. Menyusui telah ditemukan terkait dengan bayi lebih sering malam-wakings dan dengan tingkat yang lebih rendah dari bayi menenangkan diri (Burnham, Goodlin- Jones, Gaylor, & Anders, 2002; Deleon & Karraker, 2007; Tikotzky et al, 2010).

Beberapa penelitian di bidang tidur bayi yang memiliki ayah termasuk dalam penilaian mereka menunjukkan bahwa ayah kontribusi yang signifikan terhadap pengelolaan bayi malam-wakings. Misalnya, Bola, Hooker,&Kelly ( 2000) menemukan bahwa 25 % dari orang tua dalam studi mereka berganti-ganti malam menjadi pengasuh utama atau telah membagi malam dan dihadiri untuk bayi dalam shift. Dalam studi lain ditemukan bahwa di 38 % keluarga, baik ibu dan ayah membantu bayi pada malam hari ( Goodlin - Jones, Burnham, Gaylor, & Anders, 2001). Bronfenbrenner ini Teori ekologi (Bronfenbrenner, 1986) mengenai interaksi ayah unik miliki dengan anak-anak mereka dan pengaruhnya pada perilaku anak, sangat relevan dengan bidang tidur bayi. Sebagai contoh, penelitian dan klinis pengalaman menunjukkan bahwa ayah dapat berinteraksi secara berbeda dengan bayi mereka di malam hari ( misalnya, intervensi jauh lebih pendek dan lebih dibandingkan ibu ) dan ini dapat mempromosikan konsolidasi tidur bayi ( Minde, Faucon, & Falkner, 1994; Sadeh, 2005; sadeh, Flint - Ofir, Tirosh, & Tikotzky, 2007). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ayah mungkin memiliki berbeda persepsi daripada ibu tentang tidur bayi ( Keener et al , 1988; . sadeh et al, 2007).. Misalnya, baru-baru ini studi menilai hubungan antara tidur bayi dan orangtua kognisi tidur - terkait dalam sampel klinis dan kontrol ( Sadeh et al., 2007) . Perbandingan antara orang tua mengungkapkan bahwa ketika diberikan deskripsi kasus hipotetis bayi dengan masalah tidur, ayah lebih mungkin dibandingkan ibu untuk mendukung pendekatan batas - pengaturan . temuan juga tersirat bahwa risiko bayi masalah malam – bangun meningkat ketika kedua orang tua mengalami kesulitan dalam
batas -setting. Pengalaman klinis menunjukkan bahwa kedua orang tua
memiliki peran penting dalam intervensi tidur bayi dan bahwa ayah dapat berkontribusi dengan cara yang unik untuk keberhasilan intervensi. Ayah, pada umumnya, merasa mudah untuk menerapkan saran klinis untuk mengurangi aktif menenangkan ( misalnya, makan, memeluk ) bayi di malam. Selain itu, karena perawatan ibu biasanya lebih terkait dengan aktif menenangkan, bayi mungkin protes lebih ketika ibu mencoba untuk mengubah perilaku familiarnya. Namun, ketika ayahnya, yang sering dianggap sebagai lebih netral, menempatkan ke dalam praktek sikap baru, bayi dapat menyesuaikan lebih cepat ( Minde et al, 1994;sadeh,2001,2005)

Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak dan divisi peran keluarga dipengaruhi oleh ideologi-ideologi budaya , harapan dan norma ( Feldman, Masalha, & Nadam ,2001; Parke, 2000). Penelitian ini dilakukan di Israel, sebuah negara yang ditandai oleh berbagai subkelompok etnis dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda. Namun, sampel dalam penelitian ini diwakili status sosial ekonomi Yahudi menengah atas di Israel, Tikotzky, sadeh, dan Glickman – Gavrieli malam pemantauan ( Acebo et al., 1999). orangtua diinstruksikan untuk merekam tidur hanya selama hari di mana rutinitas keluarga biasa disimpan (misalnya bayi tertidur di rumah dan tidak selama perjalanan). Tidak ada pedoman yang tersedia mengenai hari pencatatan (karena tidak ada ilmiah indikasi untuk variasi tidur hari kerja - pekan di bayi ), dan siapa yang harus menyelesaikan buku harian (ibu atau ayah). Orang tua diminta untuk menyelesaikan buku harian secara real time sebagai peristiwa terjadi ( misalnya, nightwakings). Keterlibatan malam Parental dinilai oleh pertanyaan termasuk dalam buku harian tidur. pertanyaan tentang metode makan diselesaikan oleh ibu .Pada akhir setiap tahap, orang tua menerima hadiah ( nilai sekitar $ 10 ) dan memperoleh printout dari bayi pola tidur actigraphic .
 
B.     Instrumen
Penilaian Keterlibatan dalam Perawatan Bayi Parental
Para orangtua Keterlibatan kuesioner menilai relatif tingkat keterlibatan ibu dan ayah pada bayi perawatan. Kuesioner ini meliputi 10 berbeda perawatan anak tugas yang relevan untuk orang tua bayi (misalnya, makan, mandi, bermain, menenangkan, menempatkan untuk tidur), dan orang tua diminta untuk menilai tingkat keterlibatan mereka untuk setiap tugas, pada 7 titik skala Likert (misalnya,''Siapa yang biasanya feed '' bayi ? 1 ¼ hanya ibu,
4 ¼ ibu dan Ayah sama ; 7 ¼ hanya ayah ). kuesioner meminta orang tua untuk menilai keterlibatan proporsional, bukan Keterlibatan mutlak untuk mencegah kemungkinan bahwa sosial keinginan akan menyebabkan peringkat tinggi pada kedua ayah dan Keterlibatan ibu terlepas dari berat aktual keterlibatan dalam pengasuhan anak . Skor rata-rata keterlibatan didasarkan pada 10 item dihitung untuk setiap orangtua. Reliabilitas internal baik berdasarkan alpha Cronbach dari.80 Ditemukan untuk skala dalam penelitian ini . Tes-tes ulang reliabilitas ( 1-6 bulan ) adalah 0,55
( p < .0001 ). Kuesioner ini dirancang untuk tujuan yang penelitian ini. Item perawatan bayi yang sangat mirip dengan item dari Siapa Melakukan Apa kuesioner ( Cowan & Cowan , 1990) . Namun, '' Siapa Melakukan Apa kuesioner'' bertanya tentang tingkat keterlibatan dalam membuat keputusan mengenai tugas pengasuhan anak pada pada 9 –point Skala Likert, sedangkan kuesioner kami bertanya tentang tingkat keterlibatan dalam kegiatan itu sendiri. Penilaian tidur Actigraphy. Actigraph adalah perangkat jam tangan seperti, melekat pada pergelangan kaki bayi selama perekaman. Ini monitor motilitas tubuh dan data yang tersimpan kemudian diterjemahkan ke dalam Tujuan lain ukuran tidur-bangun . Studi yang berbeda memiliki menunjukkan validitas dan reliabilitas sebagai actigraphy suatu metode untuk mempelajari dan menilai pola tidur-bangun pada bayi, anak-anak dan orang dewasa ( Ancoli - Israel dkk, 2003.; Sadeh, 1994, 1996; sadeh, Acebo, Seifer,Aytur, & Carskadon, 1995; sadeh ,Lavie, Scher, Tirosh, & Epstein, 1991). Dalam penelitian ini kami menggunakan miniatur Actigraph ( Ambulatory Pemantauan Inc, Ardsley, NY ), dengan amplifier menetapkan 18 dan interval zaman 1 – min sesuai dengan mode kerja standar untuk tidur-bangun mencetak (sadeh et al.,1995).Langkah-langkah tidur actigraphic meliputi: ( 1 ) onset tidur waktu - menit pertama pertama berturut-turut 15 menit tidur setelah parentreported tidur, (2 ) tidur total waktu dari onset tidur waktu ke waktu bangun pagi, termasuk waktu yang dihabiskan dalam terjaga pada malam hari. Karena ini adalah ukuran dari jadwal tidur, waktu yang dihabiskan dalam terjaga tidak dihilangkan, dan (3 ) jumlah malam - wakings ( 5 menit atau lagi ). Langkah tersebut rata-rata dari pemantauan periode . Kami memilih langkah-langkah di actigraphic sesuai dengan hipotesis penelitian . penelitian terfokus pada bayi konsolidasi tidur dan yang paling variabel menonjol mencerminkan konsolidasi tidur adalah jumlah malam - wakings. Durasi tidur dan tidur onset Waktu yang dipilih karena ini adalah jadwal tidur utama variabel. Diary tidur. Buku harian tidur digunakan untuk menilai bayi ' pola tidur sehari-hari dari perspektif orangtua (sadeh, 1994, 1996). Informasi yang diberikan oleh orang tua buku harian tidur juga digunakan untuk meninjau data untuk kemungkinan kesalahan actigraphy dan artefak. Buku harian tidur meliputi pertanyaan tentang tidur ( misalnya, '' yang menaruh bayi ke '' tidur ? ) dan pertanyaan tentang tidur di malam hari. The diturunkan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : ( 1 ) berapa kali setiap orang tua ( ibu / bapak ) menempatkan bayi untuk tidur, (2 ) beberapa kali setiap orang tua mendekati bayi di malam, (3 ) nomor malam - wakings - dilaporkan bayi
malam - wakings. Langkah-langkah harian yang rata-rata di
periode pemantauan. Dua langkah diary yang kemudian dikonversi ke persentase / proporsi (yaitu, frekuensi waktu ayah / ibu meletakkan bayi untuk tidur dan mendekati mereka pada malam hari ). makanan Feeding dinilai dengan dua skala : (a ) umum skala - orang tua melaporkan apakah bayi menerima : ( i ) rumus, ( ii ) menyusui parsial, atau ( iii ) pemberian ASI eksklusif . Skala ini termasuk dalam kuesioner latar belakang umum yang digunakan untuk memperoleh data demografi dan informasi tentang perkembangan bayi, (b ) menenangkan skala - orang tua dinilai ( pada 5 -point Likert - jenis skala dari tidak di semua untuk sangat sering ) penggunaan menyusui sebagai alat Tikotzky, sadeh, dan Glickman – Gavrieli actigraphic malam - wakings. Selain itu, menyusui diukur dengan skala makan umum dikaitkan dengan kemudian waktu tidur onset. Menyusui (menurut kedua skala ) juga dikaitkan dengan frekuensi yang lebih rendah keterlibatan ayah pada waktu tidur. Akhirnya, secara keseluruhan lebih tinggi keterlibatan ayah pada 1 bulan dikaitkan dengan menurunkan penggunaan ASI untuk menenangkan bayi pada malam hari 6 bulan. Asosiasi Antara Keterlibatan Paternal di Keseluruhan Perawatan Bayi dan Bayi Tidur Untuk menguji hipotesis utama kami, parsial Spearman rho korelasi (mengendalikan menyusui) dihitung antara skor keterlibatan gabungan orangtua (1 dan 6 bulan), dan parameter tidur bayi. sejak korelasi parsial pengendalian untuk makan umum skala yang mirip dengan korelasi parsial mengontrol skala menenangkan, hanya hasil dengan Jenderal Skala makan dilaporkan ( lihat Tabel II dan Gambar 1 ). Temuan menunjukkan prediksi signifikan dan Link bersamaan antara skala keterlibatan dan tidur bayi setelah mengendalikan menyusui. prediktif Link yang ditemukan antara skala keterlibatan di 1 bulan dan antara tidur bayi pada 6 bulan. tinggi keterlibatan ayah pada 1 bulan diprediksi lebih rendahjumlah bayi malam - wakings menurut actigrapy dan laporan orangtua. Asosiasi serupa diperoleh untuk link bersamaan pada usia 6 bulan . Selain itu, lebih tinggi keterlibatan ayah pada 1 dan 6 bulan dikaitkan dengan actigraphic waktu total tidur lebih pendek pada 6 bulan, dan keterlibatan ayah lebih tinggi pada 6 bulan adalah terkait dengan kemudian actigraphic waktu onset tidur. Hal ini penting untuk melihat bahwa keterlibatan keseluruhan Skala meliputi dua item tidur ("Siapa yang biasanya menempatkan bayi untuk tidur "dan" yang biasanya mendekati bayi selama malam "). Setelah menghapus item ini, korelasi antara skala keterlibatan dan tidur bayi tetap pada tingkat yang sama dan karena itu kami memutuskan untuk melaporkan Hasil untuk skala keterlibatan secara keseluruhan, termasuk tidur item. Keterlibatan ayah at Night dan Bayi Tidur Tidak ada yang signifikan parsial korelasi Spearman (mengendalikan menyusui) antara tindakan diary keterlibatan ayah pada waktu tidur dan malam hari dan tidurbayi.

C.    Kesimpulan
Temuan kami menunjukkan bahwa keterlibatan ayah pada bayi
pengasuhan dikaitkan dengan kedua konsolidasi tidur bayi dan durasi tidur yang lebih pendek setelah mengendalikan menyusui. Temuan ini menekankan pentingnya termasuk ayah dalam penelitian tidur perkembangan dan klinis ( sadeh et al., 2010). Studi longitudinal masa depan dengan sampel yang lebih besar diperlukan untuk mereplikasi temuan ini dan untuk mengeksplorasi mekanisme sebab-akibat yang mendasari hubungan antara keterlibatan ayah dan tidur bayi. Studi tersebut bisa memperjelas implikasi perkembangan variasi tidur terkait dengan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak.





REFERENCES

Acebo, C., Sadeh, A., Seifer, R., Tzischinsky, O.,
Wolfson, A. R., Hafer, A., & Carskadon, M. A.
(1999). Estimating sleep patterns with activity
monitoring in children and adolescents: How many
nights are necessary for reliable measures? Sleep,
22(1), 95–103.
Ancoli-Israel, S., Cole, R., Alessi, C., Chambers, M.,
Moorcroft, W., & Pollak, C. P. (2003). The role of
actigraphy in the study of sleep and circadian
rhythms. Sleep, 26(3), 342–392.
Ball, H. L., Hooker, E., & Kelly, P. J. (2000). Parentinfant
co-sleeping: Fathers’ roles and perspectives.
Infant and Child Development, 9(2), 67–74.
Bogels, S., & Phares, V. (2008). Fathers’ role in the
etiology, prevention and treatment of child anxiety:
A review and new model. Clinical Psychology Review,
28(4), 539–558.
Boyce, W. T., Essex, M. J., Alkon, A., Goldsmith, H. H.,
Kraemer, H. C., & Kupfer, D. J. (2006). Early father
involvement moderates biobehavioral susceptibility to
mental health problems in middle childhood. Journal
of the American Academy of Child and Adolescent
Psychiatry, 45(12), 1510–1520.
Bronfenbrenner, U. (1986). Ecology of the family as a
context for human-development—research
perspectives. Developmental Psychology, 22(6),
723–742.
Burnham, M. M., Goodlin-Jones, B. L., Gaylor, E. E.,
& Anders, T. F. (2002). Nighttime sleep-wake patterns
and self-soothing from birth to one year of age:
A longitudinal intervention study. Journal of Child
Psychology and Psychiatry and Allied Disciplines, 43(6),
713–725.
Coleman, W. L., & Garfield, C. (2004). Fathers and
pediatricians: Enhancing men’s roles in the care and
development of their children. Pediatrics, 113(5),
1406–1411.
Cowan, C. P., & Cowan, C. A. (1990). Who does what?
In J. Touliatos, B. F. Perlmutter, & M. A. Straus
(Eds.), Handbook of family measurement techniques
(pp. 447–448). Thousand Oaks, CA? Sage.
DeLeon, C. W., & Karraker, K. H. (2007). Intrinsic and
extrinsic factors associated with night waking in
9-month-old infants. Infant Behavior & Development,
30(4), 596–605.
Derogatis, L. R., & Melisaratos, N. (1983). The Brief
Symptom Inventory—an introductory report.
Psychological Medicine, 13(3), 595–605.
El-Sheikh, M., Buckhalt, J. A., Mize, J., & Acebo, C.
(2006). Marital conflict and disruption of children’s
sleep. Child Development, 77(1), 31–43.
Feldman, R. (2000). Parents’ convergence on sharing
and marital satisfaction, father involvement, and
parent-child relationship at the transition to
parenthood. Infant Mental Health Journal, 21(3),
176–191.
Feldman, R., Masalha, S., & Nadam, R. (2001). Cultural
perspective on work and family: Dual-earner
Israeli-Jewish and Arab families at the transition to
parenthood. Journal of Family Psychology, 15(3),
492–509.
Frascarolo, F. (2004). Paternal involvement in child
caregiving and infant sociability. Infant Mental Health
Journal, 25(6), 509–521.
Gilbar, O., & Ben-Zur, H. (2002). Adult Israeli
community norms for the Brief Symptom Inventory
(BSI). International Journal of Stress Management,
9(1), 1–10.      
Goodlin-Jones, B. L., Burnham, M. M., Gaylor, E. E.,
& Anders, T. F. (2001). Night waking, sleep-wake
organization, and self-soothing in the first year of
life. Journal of Developmental and Behavioral
Pediatrics, 22(4), 226–233.
Keener, M. A., Zeanah, C. H., & Anders, T. F. (1988).
Infant temperament, sleep organization, and nighttime
parental interventions. Pediatrics, 81(6),
762–771.
Lamb, M. E. (Ed.), (1997). The role of the father in child
development. (3rd ed.) New York: John Wiley &
Sons.
Minde, K., Faucon, A., & Falkner, S. (1994). Sleep
problems in toddlers: Effects of treatment on
their daytime behavior. Journal of the American
Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 33(8),
1114–1121.
Mindell, J. A., Kuhn, B., Lewin, D. S., Meltzer, L. J.,
& Sadeh, A. (2006). Behavioral treatment of bedtime
problems and night wakings in infants and young
children—an American Academy of Sleep Medicine
review. Sleep, 29(10), 1263–1276.
Morin, C. M., Bootzin, R. R., Buysse, D. J., Edinger, J.
D., Espie, C. A., & Lichstein, K. L. (2006).
Psychological and behavioral treatment of insomnia:
Update of the recent evidence (1998-2004). Sleep,
29(11), 1398–1414.
Morrell, J., & Cortina-Borja, M. (2002). The developmental
change in strategies parents employ to settle
young children to sleep, and their relationship to
infant sleeping problems, as assessed by a new
questionnaire: The Parental Interactive Bedtime
Behaviour Scale. Infant and Child Development, 11(1),
17–41.
Parke, R. D. (2000). Father involvement:
A developmental psychological perspective. Marriage
and Family Review, 29(2–3), 43–58.
Pleck, J. H. (2007). Why could father involvement
benefit children? Theoretical perspectives. Applied
Development Science, 11(4), 196–202.
Sadeh, A. (1994). Assessment of intervention for infant
night waking: Parental reports and activity-based
home monitoring. Journal of Consulting and Clinical
Psychology, 62(1), 63–68.
Sadeh, A. (1996). Evaluating night wakings in
sleep-disturbed infants: A methodological study of
parental reports and actigraphy. Sleep, 19(10),
757–762.        
Sadeh, A. (2001). Sleeping like a baby: A sensitive and
sensible approach to solving your child’s sleep problems.
New York: Yale University Press.     
Sadeh, A. (2005). Cognitive-behavioral treatment for
childhood sleep disorders. Clinical Psychology Review,
25(5), 612–628.
Sadeh, A., Acebo, C., Seifer, R., Aytur, S.,
& Carskadon, M. A. (1995). Activity-based assessment
of sleep-wake patterns during the 1st year of life. Infant
Behavior and Development, 18(3), 329–337.
Sadeh, A., & Anders, T. F. (1993). Infant sleep
problems: Origins, assessment, interventions. Infant
Mental Health Journal, 14(1), 17–34.
Sadeh, A., Flint-Ofir, E., Tirosh, T., & Tikotzky, L.
(2007). Infant sleep and parental sleep-related
cognitions. Journal of Family Psychology, 21(1),
74–87.
Sadeh, A., Gruber, R., & Raviv, A. (2003). The effects of
sleep restriction and extension on school-age
children: What a difference an hour makes. Child
Development, 74(2), 444–455.
Sadeh, A., Lavie, P., Scher, A., Tirosh, E., & Epstein, R.
(1991). Actigraphic home-monitoring sleep-disturbed
and control infants and young children: A new
method for pediatric assessment of sleep-wake
patterns. Pediatrics, 87(4), 494–499.
Sadeh, A., Tikotzky, L., & Scher, A. (2010). Parenting
and infant sleep. Sleep Medicine Reviews, 14(2),
89–96.
Sarkadi, A., Kristiansson, R., Oberklaid, F.,
& Bremberg, S. (2008). Fathers’ involvement and
children’s developmental outcomes: A systematic
review of longitudinal studies. Acta Paediatrica,
97(2), 153–158.
Scher, A., Tirosh, E., Jaffe, M., Rubin, L., Sadeh, A.,
& Lavie, P. (1995). Sleep patterns of infants and
young children in Israel. International Journal of
Behavioral Development, 18(4), 701–711.
Schoppe-Sullivan, S. J., Brown, G. L., Cannon, E. A.,
Mangelsdorf, S. C., & Sokolowski, M. S. (2008).
Maternal gatekeeping, coparenting quality, and
fathering behavior in families with infants. Journal of
Family Psychology, 22(3), 389–398.
Spielman, A. J., Saskin, P., & Thorpy, M. J. (1987).
Treatment of chronic insomnia by restriction of time
in bed. Sleep, 10(1), 45–56.
Swain, J. E., Lorberbaum, J. P., Kose, S., & Strathearn, L.
(2007). Brain basis of early parent-infant
interactions: Psychology, physiology, and in vivo
functional neuroimaging studies. Journal of Child
Psychology and Psychiatry, 48(3–4), 262–287.
Tamis-LeMonda, C. S., Shannon, J. D., Cabrera, N. J.,
& Lamb, M. E. (2004). Fathers and mothers at play
with their 2- and 3-year-olds: Contributions to
language and cognitive development. Child
Development, 75(6), 1806–1820.
Tikotzky, L., De Marcas, G., Har-Toov, J., Dollberg, S.,
Bar-Haim, Y., & Sadeh, A. (2010). Sleep and
physical growth in infants during the first six
months. Journal of Sleep Research, 19, 103–110.
Tikotzky, L., & Sadeh, A. (2009). Maternal sleep-related
cognitions and infant sleep: A longitudinal study
from pregnancy through the first year. Child
Development, 80(3), 860–874.
Weissbluth, M. (2003). Healthy sleep habits, happy child.
New York: Ballentine Books.
Widaman, K. F. (2006). Missing data: What to do with
or without them. Monographs of the Society for
Research in Child Development, 71(3), 42–64.
46 Tikotzky, Sadeh, and Glickman-Gavrieli
Hak Cipta Dilindungi UUD RI 2013. Diberdayakan oleh Blogger.